ARSITEKTUR LINGKUNGAN

 PENGERTIAN ARSITEKTUR LINGKUNGAN

Hasil gambar untuk arsitektur lingkungan

            Berdasarkan kamus,  kata arsitektur (architecture),  berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya,  yaitu Archi = kepala,  dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang,  maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia,  arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan,  ilmu,  teknologi,  dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan,  sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,  arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,  mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,  perancangan perkotaan,  arsitektur lanskap,  hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,  desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah,  air,  energi surya,  mineral,  serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,  dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,  udara,  air,  iklim,  kelembaban,  cahaya,  bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,  hewan,  manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.

Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota,  landscape planning,  urban design,  interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,  yang meliputi air,  tanah,  udara,  iklim,  cahaya,  bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur).


PENGERTIAN ARSITEKTUR EKOLOGI

                     Gambar terkait

Arsitektur ekologi adalah suatu keselarasan antara suatu bentuk masa (bangunan) dengan alam atau lingkungan sekitarnya,  mulai dari atmosfer,  biosfer,  lithosfer serta komunitas, yang mana semua unsur serta nilai-nilai yang ada dapat berjalan harmoni sehingga dapat di rasakan kenyaman,  kemanan, keindahan serta ketertarikan. Arsitektur ekologi sendiri telah lama di terapkan di eropa,  amerika dan Asia tentunya,  di mulai dengan merencanakan suatu resort,  villa,  lodge,  taman,  dan lain-lain yang sebagian bertujuan hanya sebagai tempat peristirahatan,  rekreasi,  camping ground,  atau lainnya,  sementara nilai-nilai ekologi adalah suatu kewajiban yang di bawa ke dalamnya,  tetapi sekarang ini setelah semakain banyak timbulnya bencana,  nilai nilai ekologi ini di terapkan kembali sebagai suatu prioritas, jadi mungkin dapat kita mengerti bahwa kita dapat memulainya dri lingkungan kita sendiri,  baik itu tempat kita tinggal,  dan tempat kita bekerja,  sehingga ada suatu kenyaman serta kepuasan dengan apa yang telah kita pertahankan untuk menjaga kualitas lingkungan kita.

Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.

                        Hasil gambar untuk arsitektur lingkungan
 Arsitektur ekologimerupakan perancangan arsitektur yang ekologis atau biasa disebut dengan arsitektur yang berwawasan lingkungan. Proses pendesainan dilakukan dengan pendekatan dengan alam, alam sebagai dasar dalam desain si arsitek. Proses pendekatan ini menggabungkan teknologi dengan alam. menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan green building.


Prinsip-prinsip ekologi sering berpengaruh terhadap arsitektur (Batel Dinur, Interweaving Architecture and Ecology – A theoritical Perspective):

1. Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Dalam hal ini bangunan harus dapat mencerminkan proses alami yang terjadi di lokasi dan tidak menganggap suatu penyajian berasal dari proses melainkan proses benar-benar dianggap sebagai proses. Fluktuasi juga bertujuan agar manusia dapat merasakan hubungan atau koneksi dengan kenyataan yang terjadi pada lokasi tersebut.

2. Stratifiction
Stratifikasi bermaksud untuk memunculkan interaksi dari perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat, bermaksud untuk melihat interaksi antara bangunan dan lingkungan sekitar. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.

3. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
Kata-kata arsitektur ekologi,  mengandung arti yang sangat kompleks dan mungkin agak sedikit rumit untuk di dapat di pahami,  jadi mungkin disini dapat kita urai apa sebenarnya ekologi dan apa itu arsitektur ekologi, berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan (lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer,  Biosfer,  dan Lithosfer),  sedangkan arsitektur adalah,  suatu bentuk atau masa,  atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya,  jadi dapat di ambil pengertian bahwa Ekologi Arsitektur selain dari pada bentuk masa bangunan,  material,  tata ruang atau pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut,  bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut, bagaimana kita mengelolanya,  dan bagaimana kita merawatnya. Arsitektur ekologi berfungsi sebagai sarana Edukasi serta Analisis untuk mewujudkan fasilitas-fasilitas fisik yang berwawasan lingkungan, dengan di lakukannya perencanaan secara Arsitektur ekologi,  maka akan di wujudkannya suatu sinergisitas (keselarasan) antara fasilitas fisik dengan Lingkungan.


EKOLOGI DAN ARSITEKTUR 

            Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Info lingkungan
Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
·         Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
·         Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
·         Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
·         Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam dunia Arsitektur
         Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :

1.    – Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global dan seharusnya di di perbanyak vegetasi pada bangunan dan lingkungan tersebut
2.    – Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan maka akan menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan banjir

ARSITEKTUR YANG SADAR LINGKUNGAN
1. Holistik
                                        Gambar terkait
Konsep ekologi arsitektur yang holistik
Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari
arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur
alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik
(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi
pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan
mengandung semua bidang.
Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur
karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun,
eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-
arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio
cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur bersifat
lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.

2. Hemat Energi.
Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan
makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk
apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat
memberikan kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung
kekuatan merusak yang menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan
bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat
diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui
perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yang
tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap
penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan
3×1014 MW per tahun, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak
pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan
mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah
kaca dan pemanasan global.

3. Material Ramah Lingkungan.
Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :
-       Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.

-       Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.

-       Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.

-       Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).

-       Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor).

-       Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.

-       Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

4. Peka Terhadap Iklim
       Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.



Arsitektur, Manusia, dan Lingkungan:

Kaitan Arsitektur dengan Kebutuhan Manusia:
·       Kebutuhan akan subsistensi, merupakan kebutuhan setiap orang untuk mempertahankan eksistensinya dan individualitasnya baik pada tatanan fisik maupun psikis.

·       Kebutuhan akan perkembangan atau pertumbuhan, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensialitasnya.

·       Kebutuhan akan transendensi,yaitu kebutuhan yang mendorong manusia untuk mengatasi individualisnya untuk berkomunio dan berkomunikasi dengan orang lain, dengan alam dan dengan kekuatan yang mengatasi dirinya atau dengan yang transenden. Kebutuhan ini  juga disebut sebagai kebutuhan akan makna kehidupan.

Hubungan saling pengaruh antar manusia, lingkungan dan arsitektur:

Manusia sebagai sosial sistem, lingkungan alam sebagai ekosistem dan bentukan-bentukan arsitektur sebagai perpaduan hasil sosial sistem dan ekosistem saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya

POSITIF DAN NEGATIF DAMPAK PEMBNGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN




Pembangunan menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluk hidup maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antaraq lain adalah terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya beberapa jenis tumbuhan dan hewan.





Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industry dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan. Selain itu karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industry maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin besar.

Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan airtanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka persediaan airtanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan/dipompa.




 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
1.    DampakNegatif :
-       Lahan terbuka berubah menjadi lahan tertutup.
-       Area resapan air menjadiberkurang.
-       Lahanpertanianberkurang.

2.     DampakPositif :
-       Daerah sekitar menjadi ramai
-       Pajak Bumi dan Bangunan meningkat
-       Harga tanah menjadi tinggi
-       Lahan menjadi Areal yang tertata rapi
-       Terbuka lapangan kerja baru bagi penduduk asli
-       Terbentuknya sarana dan prasarana baru
-       Terbentuk jaringan transportasi baru



SUMBER
http://yuriiniko.blogspot.co.id/2017/10/arsitektur-dan-lingkungan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

KULIAH LAPANGAN ARSITEKTUR